Pohonnya yang tinggi dengan daun-daun tajam hijau
tua adalah ciri-ciri pohon neem asal India yang dikenal juga sebagai
"farmasi desa". Pohon neem dengan nama ilmiah Azadirachta indica yang termasuk keluarga mahoni ini sekarang juga
telah dikembangkan di timur Afrika.
Anak-anak muda India telah lama menggunakan sari daun, kulit dan bunga-bunga pohon neem untuk melawan bakteri patogen dan
jamur. Jika ditelusuri lebih jauh masuk ke pedalaman desa-desa di India, akan semakin
banyak dijumpai orang-orang menggunakan neem. Ranting pohonnya sering
digunakan sebagai odol dan sikat gigi sedangkan sari neem digunakan
untuk mengendalikan penyebaran malaria. Praktisi obat tradisional alternatif di
India juga sering mengkombinasikan ekstrak neem dengan tanaman lain
untuk memperlakukan penyakit jantung dan mengendalikan diabetes.
Penelitian Arora menunjukkan bahwa bila pasien HIV AIDS diberikan ekstrak neem, jumlah partikel-partikel HIV dalam darah mereka akan menurun. Dari literatur, Arora dan murid-muridnya menemukan 20 senyawa yang terkandung dalam sari-sari neem. Ketika mereka memperagakan senyawa-senyawa ini terhadap protein-protein kritis untuk siklus hidup HIV, Arora dan timnya menemukan bahwa kebanyakan dari senyawa-senyawa neem menyerang protease HIV, suatu protein penting yang membuat salinan virus baru.
Menurut ScienceDaily (Apr. 22, 2012) Kelompok Arora sekarang sedang bereksperimen untuk melihat model-model komputer yang mengacu pada contoh-contoh aktual. Jika eksperimennya berhasil, Arora berharap pohon neem akan memberikan satu alternatif yang lebih murah dan cara yang lebih mudah untuk melawan epidemi AIDS HIV di negara-negara berkembang, di mana pengobatan dengan terapi saat ini masih dinilai cukup mahal. "Dan, tentu saja," dengan itu akan ada potensi penemuan obat baru berdasarkan molekul-molekul yang terdapat dalam pohon neem."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar