Senin, 05 Maret 2012

Minyak Kemiri Pengawet Kayu


Kemiri adalah pohon berbunga yang pertama kali ditemukan di Hawaii, Tingginya bisa mencapai 40 m, berdaun tunggal, bertangkai hingga 30 cm dengan sepasang kelenjar di ujung tangkai. Bijinya mengandung minyak hingga 60% yang bermanfaat untuk iritasi kulit, bekas luka dan luka bakar. Biji kemiri yang di bakar juga bisa digunakan untuk landasan tato dan minyaknya bisa digunakan untuk berbagai keperluan.

Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap penanaman, masing-masing pohon akan menghasilkan sekitar 30–80 kg kacang kemiri, dan sekitar 15 sampai 20% dari berat tersebut merupakan minyak. Komponen utama minyak kemiri adalah asam oleostearat yang cepat mengering dan digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi dan pengganti karet.

Kemiri juga dapat diolah sebagai bumbu masakan, dijadikan sebagai saus kental yang dimakan dengan sayuran dan nasi. Kemiri juga dibakar dan dicampur dengan pasta dan garam untuk membuat bumbu masak khas Hawaii yang disebut inamona. Inamona adalah bumbu masak utama untuk membuat poke tradisional Hawaii.

Kayu pohon kemiri dapat digunakan untuk membuat furnitur, peralatan kecil, korek api, dan juga untuk pulp. Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran besar, kayu kemiri dianggap terlalu ringan dan tidak awet sebagai kayu bangunan. Kayu ini berwarna keputihan dan amat ringan (berat jenis 0.35), serta amat mudah diserang jamur atau serangga.

Beberapa bagian dari kemiri juga digunakan sebagai pengobatan. Minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan untuk menyuburkan rambut, Bijinya dapat digunakan sebagai pencahar, Kulit kayunya telah digunakan untuk mengobati penyakit disentri dan tumor. Bijinya yang dibakar dengan arang juga dapat menyembuhkan diare dengan mengoleskan di sekitar pusar.

Kemiri juga sering ditanam sebagai pohon serbaguna, untuk menghijaukan lahan, sebagai peneduh di pekarangan, dan juga untuk pohon hias. Di Jawa, biji kemiri biasa dijadikan sebagai bahan permainan untuk diadu kekerasan tempurungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar