Selasa, 03 April 2012

BMI dan Obesitas


Berat badan dan kesehatan secara langsung berhubungan. Orang gemuk dan kelebihan berat cenderung mengalami banyak permasalahankesehatan daripada mereka yang mempunyai berat badan yang sehat. BMI (Body Mass Index) adalah hitungan matematika yang digunakan untuk mengukur massa seseorang. Penggunaan BMI sebagai suatu skala ukuran aktual mulai diperkenalkan sekitar tahun 1830 ketika ia diciptakan oleh Adolphe Quetelet yang berkebangsaan Belgia.

BMI dihitung berdasarkan dua faktor: berat dan ketinggian, Orang dengan tinggi 165 cm dan berat 60 kg akan memiliki BMI berbeda dengan orang dengan tinggi 170 cm dan berat juga 60 kg. Formula untuk menghitungnya adalah :
BMI = (berat badan dalam kg) / (tinggi badan dalam meter)2

Umumnya, jika hitungan BMI seseorang 18.5 atau kurang berarti berat badannya di bawah normal, jika 18.5 – 24.9  termasuk klasifikasi normal, 25.0 – 29.9 normal tinggi, 30.0 – 34.9 Obesitas tingkat I, 35.0 – 39.9 Obesitas tingkat II sedangkan jika BMI lebih dari 40.0 termasuk klasifikasi Obesitas tingkat III.

Ukuran BMI dapat dipergunakan oleh dokter dalam menentukan jenis kemungkinan penyakit seseorang. BMI normal bisa diartikan memiliki sedikit atau hampir tidak ada penyakit. Tetapi jika dibawah normal maka akan berisiko mengalami kekurangan nutrisi dan bahkan mengalami masalah tulang seperti osteoporosis. Sedangkan jika BMI tinggi bisa di indikasikan sedang mengembangkan berbagai penyakit fatal seperti penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi.

Banyak faktor-faktor yang dapat memengaruhi angka BMI seseorang seperti perawakan, usia, kelamin dan kehadiran otot. Otot akan lebih berat dari pada lemak, sehingga dapat memengaruhi BMI seseorang, terutama para atlet. Orang pendek juga akan mendapatkan angka BMI yang tidak tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar